BLITAR - Tingkatkan produksi ekspor komoditas pertanian khususnya hortikultura secara drastis, Anggia Erma Rini, MKM, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Fraksi PKB Dapil Jatim VI mengadakan Bimbingan Teknis Akselerasi Ekspor Sektor Pertanian pagi para petani di Kabupaten Blitar yang bertempat di Hotel Grand Mansion I, Kota Blitar, Sabtu (08/10/2022).
Acara ini menghadirkan, Ir. Lucas Supriyatno Kepala Bidang Perkebunan Dinas pertanian dan Pangan kabupaten Blitar, Dokter Hewan Anak Agung Oka Mantara Koordinator Bidang Pengawasan dan Penindakan Karantina, serta Dokter hewan, Heli Afiantoro Wikatnadi, Fungsional Dokter Hewan Ahli Madya.
Dalam kesempatan itu, Anggia Erma Rini menjelaskan ada beberapa hal yang harus ditata managemennya. Agar waktu ekspor bisa diterima di luar negeri. Padahal Blitar terkenal dengan, kopi, pisang, nanas, melon.
"Harus ada kualifikasi atau keahlian khusus yang diperlukan agar komoditas yang kita punya bisa bersaing. Sebab, kalau kita tidak tahu alur dan tata cara pengemasan barang kita akan maka akan kalah saing dengan lainnnya, " jelas Wakil Ketua Komisi IV DPR-RI.
Kata Anggia, di Blitar terkenal akan kopi yang berada di daerah Doko atau yang dikenal dengan Kopi Doko dan tidak kalah nikmatnya dengan kopi di daerah lain. Untuk itu perlu edukasi cara pengemasan dan mempromosikan kopi tersebut kepada masyarakat di Nusantara.
"Sedangkan Pisang Cavendis yang berada di Blitar tidak kalah enaknya dari Pisang Lampung. Cavendis punya daging buah putih kekuningan, rasanya manis agak asam dan lunak, " papar politisi PKB ini.
Anggia Erma Rini berharap agar pertanian lebih intensif mempromosikan dan menjalin kerja sama dan menerapkan teknologi untuk produk ekspor. disamping itu harus mempermudah proses ekspor komoditas pertanian dan membekali petani Indonesia tentang prosedur ekspor.
Sementara itu, Lucas Supriyatno kepala Bidang Perkebunan Dinas pertanian dan Pangan kabupaten Blitar mengatakan, bimtek pertanian ini untuk mengenalkan komuditas unggulan kopi ke nusantara. Karena dulu kita pernah menguji kopi Blitar dan hasilnya masuk rangking 10 besar.
"Kopi Blitar punya brand tersendiri dan tidak kalah dengan kopi Aceh. Perlu edukasi kepada petani tentang tata cara mengolah kopi dari mulai panen dan pemasaranya, " tandasnya. (Tn)